• Home
  • Peternakan

Program MBG Jadi Peluang Pasar Bagi Peternak

22 Sep 2025, 13:58 WIB | Indarto

Ternak kambing | Dok. Humas Kementan

AGROMILENIAL.COM, Bogor --- Program prioritas pemerintahan Indonesia membuka peluang besar bagi peternak untuk berperan aktif dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani masyarakat. Salah satunya melalui program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi pasar baru dan berkelanjutan bagi hasil peternakan.

Baca Juga :

“Cara mengelola negara ala Presiden Prabowo menempatkan sektor pangan, pertanian, peternakan, dan gizi pada prioritas utama. Ini adalah kesempatan emas bagi peternak untuk berkontribusi,” ujar Wamentan Sudaryono pada peringatan Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan ke-189 yang dilaksanakan di Bogor, belum lama ini.

Sudaryono menambahkan, pemerintah tengah mendorong percepatan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang membutuhkan pasokan protein dalam jumlah besar, mulai dari telur, ayam, susu, hingga daging. 

Menurutnya,  program ini merupakan emerging market yang harus dimanfaatkan oleh peternak di Indonesia. Sudaryono juga mendorong agar para peternak bekerjasama dengan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menjadi pusat produksi dan distribusi makanan bergizi untuk program pemerintah supaya hasil produksi mereka terserap maksimal.

“Sekaranglah saatnya, mumpung kebutuhan MBG terus meningkat. Kalau ada produksi susu, telur, atau daging yang tidak terserap, laporkan kepada saya. Negara memastikan hasil peternak harus bisa masuk ke pasar ini,” tambah Wamentan Sudaryono.

Sudaryono  juga menekankan pentingnya pemenuhan gizi protein hewani bagi generasi muda. Menurutnya, protein murah seperti telur harus menjadi pilihan utama keluarga agar anak-anak Indonesia tumbuh sehat, cerdas, dan berkualitas.

“Kita sebagai orang tuanya mungkin boleh susah, tapi anak-anak kita tidak boleh susah. Mereka harus pintar, sehat, dan punya masa depan lebih baik. Caranya dengan pemenuhan gizi, terutama protein,” jelasnya.

Lebih jauh, ia menegaskan Kementerian Pertanian (Kementan) siap mendukung penuh para peternak melalui penyediaan bibit unggul, pakan, hingga akses pasar. Negara, kata Sudaryono, hadir untuk menyelesaikan hambatan yang dihadapi peternak.

“Tugas negara adalah menyelesaikan masalah yang tidak bisa diselesaikan sendiri oleh rakyat. Jangan ragu, jangan bimbang. Lima tahun ke depan adalah momentum terbaik bagi sektor peternakan untuk tumbuh,” pungkasnya. 

Bulan Bakti Peternakan dan Keswan

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Agung Suganda, menyampaikan bahwa penetapan Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan berawal dari kebijakan Pemerintah Hindia Belanda pada 26 Agustus 1836 yang melarang pemotongan sapi betina produktif sebagai bentuk perlindungan populasi sapi.

“Momentum tersebut kemudian ditetapkan oleh para pakar dan organisasi profesi sebagai hari lahir Peternakan dan Kesehatan Hewan Nasional yang kita peringati setiap 26 Agustus. Tradisi ini berkembang menjadi Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan yang setiap tahunnya kita rayakan selama satu bulan penuh,” jelas Agung.

Agung mengatakan, Bulan Bakti bukan sekadar seremoni, melainkan momentum strategis untuk mengingatkan semua pihak bahwa subsektor peternakan dan kesehatan hewan memegang peran vital bagi ketahanan pangan dan kesejahteraan bangsa. 

Bulan Bakti Peternakan 2025 berlangsung sejak 26 Agustus hingga 26 September 2025, mengusung tema “Ternak Sehat, Peternak Sejahtera, Indonesia Maju” yang merefleksikan pentingnya ternak sehat sebagai kunci penyedia pangan bergizi, serta peternak sejahtera sebagai penggerak ekonomi nasional. 

Kegiatan Bulan Bakti 2025 meliputi pelayanan kesehatan hewan, vaksinasi dan pengobatan gratis, pasar pangan murah, seminar, webinar, gerakan makan daging ayam, telur, dan minum susu, hingga penandatanganan sejumlah MoU dengan mitra peternakan hingga launching produk peternakan.

Puncak acara dilaksanakan di Kabupaten Bogor diisi dengan expo produk peternakan, kontes ternak, kampanye konsumsi protein, dan pelepasan varietas rumput galur ternak yang melibatkan 39 perusahaan mitra serta 62 UMKM. 

“Kami memilih Bogor karena dukungan besar dari pemerintah daerah terhadap peternakan. Bulan Bakti ini diharapkan memperkuat semangat kebersamaan sekaligus menumbuhkan kebanggaan terhadap produk peternakan dalam negeri,” tutup Agung. (tos)