- Home
- Prasarana dan Sarana
Petani Milenial Optimalisasi Lahan Pasang Surut di Kalteng
AGROMILENIAL.COM, Jakarta --- Petani milenial menjadi garda terdepan dalam pengembangan pertanian modern di tanah air. Petani milenial yang tergabung dalam Gapoktan Sido Mukti, Desa Tahae Jaya, Kecamatan Maliku, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah (Kalteng) sudah beberapa tahun lalu menggarap lahan untuk ditanami padi, hortikultura dan perkebunan. Guna mengejar swasembada pangan nasional, mereka saat ini membantu pemerintah dalam melakukan optimalisasi lahan (Oplah) pasang surut di Kalteng seluas 456 hektar (ha).
Seluruh anggota Gapoktan Sido Mukti bergerak melakukan Oplah. Diharapkan, menjelang akhir Oktober 2024 olah lahannya rampung 100 persen. Bahkan, sejumlah anggota gapoktan yang melakukan teknik buddidaya padi dengan sistem tabur benih, sebagian sudah mulai tanam. Sisanya sekitar 90 persen petani yang menggunakan teknologi semai benih (pindah tanam) diperkirakan pada akhir Oktober dan awal November 2024 sudah mulai tanam.
“ Jadi kami perkirakan dari program Oplah di Kalteng ini pada Januari-Februari 2025 sudah bisa panen padi,” kata Ketua Gapoktan Sido Mukti, Desa Tahae Jaya, Kecamatan Maliku, Kabupaten Pulang Pisau, Kalteng, Maryoto ketika dikonfirmasi terkait progress Oplah di Kalteng, Rabu (23/10).
Maryoto mengatakan, petani di Kabupaten Pulang Pisau saat ini sudah memanfaatkan sistem pertanian modern. Artinya, dari olah lahan, tanam hingga panen sudah memanfaatkan alat dan mesin pertanian (alsintan). Saat ini sebagian besar petani di Pulang Pisau yang sebelumnya bertani dengan tebar benih, sudah mulai beralih dengan sistem semai benih. Sehingga, benih padi yang sudah masuk usia 20-25 hari siap untuk ditanam di sawah.
Oplah yang dikembangkan Gapoktan Sido Mukti cukup luas. Lahan yang dikembangkan untuk pertanaman padi sebagian sudah ada irigasinya. Hanya saja, saat musim kemarau, sebagian lahan kekurangan air. Namun, kondisi tersebut tak menjadikan alasan petani milenial untuk menyerah dengan keadaan.
“ Kebetulan saja, pada awal Oktober sudah turun hujan. Kendati begitu, kami tetap mengandalkan pompa air bantuan dari pemerintah untuk mengairi sawah,” kata Maryoto.
Selain mendapat bantuan pompa air, Gapoktan Sido Mukti juga mendapat bantuan traktor dan benih padi hibrida. Semua bantuan tersebut telah dikelola dengan baik oleh pengurus gapoktan.
“ Sampai saat ini kami masih fokus olah lahan dan penyemaian benih. Hal ini kami lakukan untuk mengejar musim tanam jelang akhir tahun ini,” papar Maryoto.
Menurut Maryoto, setiap satu desa ada satu gapoktan. Tiap gapoktan menaungi sedikitnya 11 kelompok tani. Petani yang tergabung dalam gapoktan tak hanya petani milenial saja. Sejumlah petani senior pun tak sedikit yang menjadi anggota gapoktan.
Para petani yang tergabung dalam Gapoktan Sido Mukti tidak hanya menaman padi saja. Mereka bahkan sudah sejak lama bertani hjortikultura dan berkebunan. Tanaman horti yang dikembangkan diantaranya, cabai dan tomat. Tanaman tomat ini 2-3 bulan sudah panen, cabai mulai 3 bulan panen. Luasan lahan horti yang dikembangkan petani sekitar 50 hektar. Sedangkan yang berkebun (karet dan sawit) luasnya sekitar 500 hektar.
“ Ada sebanyak 10 kelompok tani yang sejak tahun 2015 berkebun,” ujarnya.
Sedangkan petani yang khusus membudidaya padi ada ratusan orang. Petani padi ini banyak digeluti para milenial. Budidaya padi di Pulang Pisau rata-rata bisa panen 2 kali setahun, dengan produktivitas 5-7 ton/ha. Sedangkan harga gabah kering giling (GKG) saat ini Rp 7.000 per kg (sempat tembus Rp 9.000 per kg) dan harga beras (medium) Rp 11.700 per kg.
“ Kami juga punya koperasi. Melalui koperasi ini kami melakukan pengadaan saprodi, seperti benih, herbisida, dan pupuk. Petani bisa hutang dulu di koperasi, nanti setelah panen baru bayar,” kata Maryoto.
Koperasi tersebut dikelola pengurus gapoktan dengan sistem kemitraan. Namun, petani belum bisa menjual padi ke koperasi. Petani yang panen padi umumnya dijual ke pengepul. “Beberapa bulan lalu, ada pengepul padi yang membeli hasil panen petani di sini kemudian didistribusikan ke Pati, Jawa tengah,” pungkas Maryoto. (dar)
Berita Lainnya
-
-
-
-
Berkat Kopdes Merah Putih, Banjarnegara Jadi Episentrum Ekspor
22 Sep 2025, 13:53 WIB
-
-
Stok Pupuk Subsidi Aman, Petani Siap Hadapi Musim Tanam Okmar
21 Sep 2025, 09:08 WIB
-
Berita Populer