- Home
- Ikan Hias
Banyak Diminati Masyarakat, Cupang Hias Rambah Pasar Ekspor
AGROMILENIAL.COM, Jakarta --- Cupang hias, nama salah satu ikan hias yang sangat populer di masyarakat. Selain tampilannya indah, cupang hias memiliki pasar luas. Mulai dari anak-anak, orang dewasa, hingga orang tua dari lapisan bawah, menengah hingga atas banyak yang menyukai ikan hias jenis ini. Cupang hias tak hanya digemari hobiis dalam negeri, tapi juga manca negara. Tak heran, cupang hias yang banyak dibudidaya masyarakat saat ini sudah tembus pasar ekspor. Si mungil ini banyak diminati hobiis di Asia, Amerika Serikat (AS) hingga sejumlah negara Eropa.
Pelaku Usaha yang juga Eksportir Cupang Hias, Ferry Luhur mengaku, sudah melakukan ekspor cupang hias secara reguler ke sejumlah negara di Asia Tenggara, Asia, AS hingga Eropa. “ Kami ekspor cupang hias ke Malaysia, Singapura, Filipina, Brunei, Thailand , China, Korea Selatan hingga Timur Tengah,” kata Ferry Luhur, di Jakarta, belum lama ini.
Ekspor reguler ke sejumlah negara di Asia dan Asia Tenggara ini dilakukan tiap satu bulan sekali. Masing-masing negara lebih kurang 10 ekor. Cupang hias yang diekspor tersebut umumnya jenis cupang untuk kontes yang harga rata-ratanya Rp 500.000 per ekor. “ Yang kami ekspor ini kualitasnya khusus untuk kontes,” ujarnya.
Sedangkan ekspor ke AS dan sejumlah negara di Eropa, lanjut Ferry tak sebanyak di Asia dan kualiats cupang yang diekspor juga tak terlalu tinggi. Hal itu dikarenakan, di AS dan sejumlah negara di Eropa kontes cupang hias tak sesering di Asia dan Asia Tenggara.
“ Kalau ke AS dan sejumlah negara di Eropa, kami ekspor sekitar 6-10 kali selama setahun. Jumlah ikan yang diekspor ke masing-masing negara ata-rata 5 ekor dengan harga US$ 50 per ekor,” katanya.
Menurut Ferry, ikan hias yang ada di galerinya dijamin berkualitas. Ada sekitar 1.500 ekor cupang hias yang dipajang digalerinya. Dari jumlah tersebut, 90 persen berupa cupang hias jenis serit. Sisanya jenis plakat dan half moon.
Cupang hias yang dipajang di galerinya, umumnya didapat dari pembudidaya (petani) di sejumlah daerah, seperti di Jabodetabek, Banten, Pekan Baru, Surabaya, Solo, Semarang, Pekalongan dan sejumlah daerah lain. Selain berburu ke pembudidaya, ia juga kerap ditawari atau dikirimi langsung berbagai jenis cupang hias dari pembudidaya atau reseller.
Ferry mengakui, jenis cupang hias itu ribuan. Yang populeritasnya stabil hingga saat ini diantaranya jenis serit. “ Secara selera, serit ini lebih eksotis. Cupang jenis serit mulai berkembang sejak tahun 90-an hingga 2.000 an, yang masih stabil hingga saat ini. Begitu juga untuk plakat (ekor pendek) juga masih stabil hingga saat ini. Plakat yang dikembangkan di Thailand sejak tahun 1967 masih eksis hingga kini,” jelas Ferry.
Menurut Ferry, sejak tahun 1960-an hingga 1980 juga berkembang cupang hias ekor panjang, seperti half moon, delta, super delta dan lain-lain. Khusus di Indonesia ada jenis cupang ekor panjang yang spesifik yakni jenis serit (orange, merah atau biru)
Hingga saat ini, perkembangan cupang hias di tingkat breeder dan masyarakat cukup pesat. Pembudidaya umunya melakukan penyilangan untuk mendapatkan jenis dan warna cupang hias yang indah dan eksotis. Penggemar cupang hias pun terus meningkat pesat, dari anak-anak, orang dewasa, hingga orang tua dari berbagai lapisan masyarakat.
Lantaran banyak penggemarnya, kata Ferry, cupang hias ini ibarat “pedang mermata dua”. Artinya, pasarnya terus berkembang, sehingga harga cupang hias tak bisa didongkrak setinggi ikan hias jenis lain, seperti arwana atau discus. Bahkan, harga cupang hias bisa jatuh di bawah Rp 3.000 per ekor. “Namun, kalau hobiis yang sudah tahu akan mencari cupang hias berkualitas yang sudah ada standarnya, seperti cupang untuk kontes yang dipatok hanya Rp 500.000 per ekor ke atas,” ujarnya.
Menurutnya, kalau dari segi harga, memang tak ada limitnya. Cupang hias yang menang kontes misalnya, bisa dijual dengan harga yang fantastis. “Karena yang membeli suka dan hobi cupang hias, itu syah-syah saja,” ujarnya.
Pasar Masih Terbuka
Cupang hias memang banyak penggemarnya, dari anak SD hingga orang tua dari berbagai kalangan banyak yang si mungil ini. Selain harganya terjangkau, cara memeliharanya mudah dan tak memakan tempat, serta biaya perawatan yang mahal menjadi salah satu alasan mengapa cupang hias banyak diminati masyarakat.
Salah satu pembudididaya cupang hias di BSD Tangerang Selatan (Tangsel), Dominikus Ferdinan mengatakan, cupang hias itu jenisnya banyak dan beragam. Namun, umur cupang hias rata-rata 1-2 tahun. Sehingga, hobiis cenderung mencari cupang hias yang masih fresh
“ Karena yang berminat banyak, para pembudidaya harus mencari celah pasar yang baru. Inilah salah satu tantangan para pembudiaya cupang hias,” kata Dominikus.
Dominikus mengaku, melakukan budidaya cupang hias sejak tahun 2009 silam. Untuk breeding atau persilangan, dibutuhkan induk cupang hias yang usianya di atas 6 bulan (dewasa). Proses breeding hanya butuh waktu satu hari. Kurun 1-3 hari indukan cupang hias yang dikawinkan secara berpasangan sudah bertelur. Jumlah telurnya setiap pasang ada ratusan butir, namun yang menjadi anakan hanya sekitar 300-500 ekor per pasang.
“ Anakan cupang hias yang sudah berusia 1 minggu dikasih pakan artemia atau kutu air. Setelah 3 minggu baru diberi pakan cacing sutera. Setelah usia 3 bulan cupang hias sudah siap dijual ke pasar atau reseller,” paparnya.
Menurutnya, umumnya, para hobiis menyukai cupang hias dengan warna yang cenderung cerah, seperti warna kuning yang siripnya toto-totol merah. Sedangkan, tren jenis cupang hias yang digemari saat ini diantaranya plakat, sirit, half moon dan sejumlah jenis cupang hias populer lainnya
“ Kalau harga rata-rata Rp 5.000 hingga jutaan rupiah per ekor. Kami menjualnya ke reseller. Kemudian, mereka menjual ke sejumkah pasar seperti ke Pasar Jatinegara dan Parung (Bogor),” katanya.
Dominikus mengaku, satu bulan bisa menjual 3.000-4.000 ekor. Di tempat pembudidayanya ada sekitar 5.000 ekor cupang hias dari berbagai jenis dan warna hasil breeding sendiri. “ Indukan cupang hias disilangkan untuk mendapatkan warna dan sirip yang menarik. Idukan cupang hias kami beli dari petani di luar negeri seperi di Malaysia dan Thailand, juga beberapa resller di Jabodetabek dan luar Jawa,” jelasnya.
Menurutnya, budidaya cupang hias hingga saat ini masih prospektif. Hal itu dikarenakan, pasar cupang hias cakupannya cukup luas. Hobiis cupang hias tak hanya di tingkat lokal, tapi sudah berkembang di tingkat nasional, hingga manca negara. (dar)
Berita Lainnya
-
-
-
-
GRAS Kunjungi Pertanian Organik yang Dikelola Petani Milenial Kab. Deli Serdang
17 Apr 2025, 14:08 WIB
-
-
-
Berita Populer