• Home
  • Kebun

Meriahkan Bunex 2024, UMKM Gula Semut Tebu Simanis Diminati Pengunjung

17 Sep 2024, 11:03 WIB | Indarto

Pemilik usaha gula semut tebu Simanis, Marwis | Dok. Agromilenial

AGROMILENIAL.COM, Tangerang --- Perkebunan Indonesia Expo (Bunex)  yang digelar Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkebunan bekerjasama dengan  Badan Pengelola Dana Pekebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), pada 12-14  September 2024 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD Tangerang, Banten, banyak diminati pelaku usaha perkebunan untuk memperkenalkan produknya. Peserta pameran tak hanya perusahaan perkebunan, tapi banyak usaha perkebunan skala usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) turut memeriahkan acara tersebut. Salah satunya UMKM Gula Semut  Tebu Simanis, yang produknya banyak diminati pengunjung.

Baca Juga :

Bunex 2024 yang digelar selama  tiga hari tersebut didukung  60 booth MKM dan 73 booth_dari perusahaan perkebunan dan lembaga pendukung lainnya. Sejak dari  pembukaan hingga menjelang penutupan, Bunex 2024 tampak ramai. Ada sekitar 15.268 pengunjung yang menyambangi acara akbar tersebut.

Pemilik Usaha Gula Semut Tebu Simanis, Marwis mengaku sangat senang bisa berpartisipasi mengenalkan produk gula semut di ajang Bunex 2024. Usaha gula semut berskala UMKM ini telah berdiri sejak  sejak 2016, di Desa Puncak Lawang, Kec. Matur, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar). Hingga saat ini, usaha gula semut berbahan tebu ini telah memiliki enam orang karyawan. 

“ Karena usaha kami masih skala UMKM, produksi gula semut sekitar 200 kg per bulan. Gula semut yang disajikan dalam kemasan 200 gram ini dijual dengan harga Rp 25.000 per kemasan. Di pameran ini banyak juga yang meminatinya,”  kata Marwis, di ICE BSD, Tangerang, belum lama ini.

Gula semut tebu Simanis berbahan tebu ini dijual secara online, whatsapp dan sejumlah market place. “Untuk memudahkan pembeli, kami juga menyediakan outlet di Puncak Lawang, Kabupaten Agam.

Menurutnya, umumnya pembeli gula semut  tebu Simanis , para pelancong yang  datang menikmati keindahan Puncak Lawang, Kabupaten Agam. Ada juga pembeli dari Pekan Baru, Agam dan sekitarnya.  “Penjualan kami rata-rata Rp 20 juta per bulan (kotor),” ujarnya.

Produk gula semut tebu Simanis ada beberapa spesifikasi. Diantaranya, gula semut jahe merah, gula semut original, gula semut campur kopi, dan gula semut campur kopi dan jahe. Produk gula semut tersebut  dikemas 200 gram dengan harga Rp 25.000/bungkus.

Berbeda dengan gula semut pada umumnya, yang bahan bakunya dari aren (nira). Gula semut berbahan baku tebu ini punya keunggulan tersendiri, rasa dan warna khas. Rasanya tak terlalu manis dan warnanya kekuningan. Sehingga, gula semut tebu Simanis banyak diminati konsumen.

Marwis mengungkapkan, untuk memenuhi pembuatan gula semut ini bahan baku berupa tebu diperoleh dari kebunnya sendiri seluas 1,5 hektar (ha). Sedangkan kekurangannya didatangkan dari sejumlah petani tebu sekitar Kabupaten Agam.

“ Bahan baku berupa tebu kami beli tiap 1 ton dengan harga Rp 600 ribu. Setiap 1 ton bisa dijadikan bahan baku gula semut sebanyak 70 kg,” katanya.

Bahan baku tersebut setelah digiling, kemudian dibersihkan dan  dimasak.  Setelah  mengental. Kemudian digiling lagi di mesin penggilingan , selanjutnya diayak, dan dilakukan pengemasan. 

“ Bahan baku kami alami semua. Tak ada bahan pengawet. Jadi, prosesnya juga alami,” pungkas Marwis. (tok/Humas Ditjenbun).