- Home
- Kebun
Inilah Keunggulan Kopi Asli Khas Kabupaten Pasuruan
AGROMILENIAL.COM, Jakarta,--- Pecinta kopi tentu saja sudah mengenal kopi spesialti dari sejumlah daerah yang memiliki aroma dan rasa khas. Kopi spesialti tersebut umumnya telah memiliki sertifikasi Indikasi Geografis (IG) dengan ciri khas dan kualitas tertentu. IG tersebut bisa berasal dari lingkungan geografis berupa faktor alam, manusia atau kombinasi keduanya. Kopi spesialti yang memiliki IG rata-rata harganya lebih mahal dibanding dengan kopi asalan.
Para penggemar kopi rela berburu kopi spesialti ke sejumlah daerah untuk menikmati aroma dan rasanya yang khas. Salah satu kopi spesialti itu adalah kopi robusta Pasuruan dan kopi arabika Pasuruan yang hingga saat ini banyak dikembangkan petani di lereng Gunung Arjuno, Gunung Ringgit, Gunung Bromo dan Gunung Welirang, Jawa Timur (Jatim).
Memang ada sejumlah kopi spesialti di Jatim, yang pada umumnya merujuk pada nama gunung, tempat kopi tersebut dikembangkan. Di Kabupaten Pasuruan, Jatim, kopi spesialti banyak dikembangkan petani di delapan kecamatan. Diantaranya di Kecamaan Paserpan, Tutur, Lumbang, Purwodadi, Puspo, Purwosari, Tosari dan Prigen.
Ketua Asosiasi Petani Kopi Indonesia Kabupaten Pasuruan, Abdul Karim mengatakan, kopi spesialti Pasuruan sudah masuk dalam 10 besar festival kopi nasional, bahkan pada 2016 lalu kopi robusta Pasuruan menjadi juara kedua dalam festival tersebut. Begitu juga untuk kopi spesialti kopi jenis arabika Pasuruan hampir setiap tahun masuk 10 besar festival kopi nasional. Bahkan, salah satu kelompok tani pernah mendapat juara ketiga dalam festival tersebut.
“Ini menandakan kopi spesialti jenis robusa atau arabika Pasuran sudah banyak dikenal khalayak. Yang nama kopi khas Pasurauan tentu saja memiliki aroma dan rasa yang khas,” kata Abdul Karim, di Jakarta, belum lama ini.
Kopi robusta Pasuruan banyak dikembangkan petani di 7 kecamatan, sepeti di Kecamaan Paserpan, Tutur, Lumbang, Purwodadi, Puspo, Purwosari dan Prigen. Sedangkan kopi arabika Pasuruan ada di Kecamatan Tosari, Lumbang, Tutur, Purwodadi, Puspo, Purwosari dan Prigen
Petani mengolah kopi spesialti Pasuruan dengan sentuhan khusus. Petani memulai dengan memilih biji kopi yang sudah tua (warna merah). Kemudian dijemur di para-para atau dome (semacam green house). Petani ada yang mengolah kopi spesialti secara kering (natural) dan ada juga yang diolah secara basah. Kalau kering, kopi langsung dijemur di para-para. Namun, kalau diolah secara basah, kulitnya dikupas terlebih dahulu, kemudian difermentasi tak pakai probiotik. Artinya, fermentasi yang dilakukan hanya menggunakan air bersih.
Abdul Karim mengatakan, untuk jenis arabika, fermentasinya selama 24-36 jam. Sedangkan jenis robusta 12-20 jam. Kopi spesialti yang sudah difermentasi dijual petani langsung ke café-cafe, online, tengkulak dan pembeli yang datang langsung ke petani.
“Petani menjualnya dalam bentuk curah,” ujarnya.
Harga kopi spesialti Jenis arabika Pasuruan Rp 100 ribu-Rp 150 ribu per kg. Sedangkan jenis Robusta Pasuruan Rp 80 ribu-Rp 90 ribu per kg. Kalau kopi asalan saat ini harganya rata-rata Rp 65 ribu per kg. “ Meskipun asalah, banyak juga yang membelinya,” jelasnya.
Kendati masih laku dijual, Abdul Karim menyarankan agar petani kopi di Pasuran untuk melakukan pengolahan kopi dengan baik. Hal ini dilakukan agar petani mendapatkan nilai tambah.
Menurutnya, banyak yang meminati kopi asli khas Kabupaten Pasuruan yang telah memiliki sertifikasi IG. Seperti jenis robusta telah mendapat IG pada tahun 2019 dan jenis arabika pada 2023 lalu. “ Kopi spesialti tersebut banyak ditanam di lereng gunung. Ada sekitar 138 kelompok tani yang aktif mengelola pertanaman kopi di Pasuruan,” pungkasnya. (dar)
Berita Lainnya
-
-
Kabupaten Gowa Ditargetkan Mampu Mengawali Capaian Swasembada
12 Okt 2024, 13:11 WIB
-
-
-
-
-
Berita Populer