• Home
  • Kebun

Minyak Sereh Wangi, dari Sabun Mandi hingga Aromatherapi

10 Sep 2024, 11:03 WIB | Indarto

Djanuardi, petani sereh wangi | Dok. Agromilenial

AGROMILENIAL.COM, Jakarta --- Minyak sereh wangi adalah salah satu komoditas perkebunan yang bisa ditanam di laha-lahan marginal. Minyak sereh wangi  ditanam masyarakat, lantaran banyak dibutuhkan untuk bahan baku parfum. Seiring perkembangan zaman, penggunaan minyak sereh wangi pun mengalami perubahan. Jika sebelumnya, minyak sereh wangi hanya dimanfaatkan sebagai bahan baku minyak wangi (parfum), maka saat ini banyak dimanfaatkan untuk aromatherapi, memberantas organisme pengganggu tanaman (OPT) hingga pengusir nyamuk.

Baca Juga :

Petani sekaligus Ketua Perhimpuam Petani dan Penyuling Minyak Atsiri (P3MA) Sumatera Barat (Sumbar), Djanuardi mengatakan, manfaat minyak sereh wangi tak terbatas sebagai bahan baku minyak wangi. Justru saat ini banyak masyarakat yang menggunakan minyak sereh wangi untuk aromatherapi.  

Minyak sereh wangi yang digunakan untuk aromatherapi punya kelebihan tersendiri. Diantaranya, baunya khas menyegarkan dan fresh dibadan. Namun, minyak sereh wangi jangan digunakan di tempat yang ber-AC. Sebab, bau minyak sereh wangi sangat khas.

Selain untuk aromatherapi, menurut Djanuardi,  minyak sereh wangi bisa dimanfaatkan untuk pembuatan  sabun mandi padat & cair, pengobatan penyakit kulit, bioaditif penghemat bahan bakar minyak (BBM), anti hama organik, anti nyamuk dan obat bagi orang yang digigit binatang berbisa. 

“ Khasiatnya sudah saya buktikan sendiri. Minyak sereh wangi juga bisa untuk mengobati orang yang terkena sakit syaraf kejepit yang sudah tahunan. Saya sudah mencoba sendiri. Saya sakit saraf kejepit pada tahun 1986 dan sembuh total pada 2012 hanya dengan minyak sereh wangi,” papar Djanuardi.

Menurut Djanuardi, untuk masyarakat yang mengalami keseleo atau salah urat bisa menggunakan minyak sereh wangi untuk minyak urut. Caranya, hanya dengan mengoleskan minyak ke bagian luka, kemudian diurut secara perlahan. Bagian yang sakit setelah diolesi minyak sereh wangi juga dilakukan pemijitan. 

Djanuardi mengaku, untuk mendapatkan produk minyak sereh wangi berkualitas harus dilakukan penyulingan selama 7-8 jam dalam ketel berisi 1.000 kg daun sereh wangi. Umumnya ketel yang digunakan volumenya 1 ton atau 500 kg. Sedangkan rendemen minyak sereh wangi 

0,8 – 1 persen . Artinya, setiap  1 ton daun akan didapatkan  8 -10 kg minyak sereh wangi.

“ Kalau 1 ha kita bisa panen daun segar 10 -5 to. Namun, panen daun tersebut sangat tergantung pemeliharaan kebun,” ujarnya.

Petani umumnya menjual minyak sereh wangi ke eksportir (70 persen) sedang sidanya sekitar 30 persen dijadikan produk hilirisasinya seperti sabun mandi padat maupun cair, untuk aromatherapi, minyak urut dan obat tradisional. Begitu juga untuk minyak yang kotor bisa dijadikan pestisida organik dan disinfektan. 

Produk olahan minyak sereh wangi ini tak menghasilkan limbah atau zero waste. Daun sereh wangi yang disuling masih bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak dan kompos. Bahkan, li,bah minyaknya bisa dijadikan anti OPT.

Seiring waktu, harga minyak sereh wangi di tingkat petani terus meningkat. Apabila di beberapa tahun lalau harganya hanya Rp 160.000 per kg, saat ini sudah meningkat menjadi menjadi Rp 200.000 per kg. Pasar minyak sereh wangi pun makin terbuka. Khususnya permintaan lokal (dalam negeri) saat ini cukup banyak. Bahkan, sejumlah petani saat ini tak bisa memenuhi permintaan ekspor, sebab permintaan dalam negeri cukup banyak.

Permintaan pasar lokal dari Bali, Jawa Tengah dan daerah-daerah lain sangat banyak. Bahkan, persediaan minyak sereh wangi di tempat penyulingannya saat ini sudah habis alias kosong.

Djanuardi mengaku, produksi minyak sereh wangi yang dikelolanya rata-rata 150-200 kg per bulan. Sementara itu, permintaan minyak sereh wangi cukup banyak. 

Djanuardi mengatakan, usaha budidaya sereh wangi masih prospektif. Tanaman ini mudah tumbuh, bahkan bisa ditanam di lahan-lahan marginal. Artinya, selain untuk penghijauan, sereha wangi juga bisa dipetik hasilnya, mulai dari minyaknya hingga limbahnya.

Selain disuling untuk dijadikan minyak, daun sereh wangi pun laku dijual dengan harga Rp 800/kg. Setiap 1 ha budidaya sereh wangi, petani bisa panen 8-10 ton tiap 3 bulan. Apabila harga daun sereh wangi Rp 800/kg, paling tidak petani bisa mendapatkan keuntungan  sekitar Rp 6,4 juta tiap 3 bulan. Namun, petani disarankan agar jangan menjual daun sereh wangi ke tngkulak. Lebih baik, petani melakukan penyulingan sendiri agar hasil yang didapatkannya lebih banyak. (NS/Humas DjBun/tok)