• Home
  • Life style

Pesona Mangrove Karangsong, Ikon Destinasi Wisata Indramayu

27 Agu 2024, 15:53 WIB | Indarto

Konservasi Mangrove Pantai Karangsong | Dok. Agromilenial

AGROMILENIAL.COM, Indramayu ---  Pohon mangrove menjadi bagian penting ekosistem pantai. Selain untuk mencegah abrasi pantai, mangrove juga punya peran terhadap kehidupan biota laut lainnya.  Mangrove yang ditanam di pinggir pantai dan dipelihara dengan baik bisa menjadi destinasi wisata, sekaligus sebagai kawasan konservasi mangrove. Salah satu konservasi mangrove yang saat ini bisa dimanfaatkan masyarakat untuk destinasi wisata itu diantaranya, mangrove pantai Karangsong.

Baca Juga :

Mangrove  Pantai Karangsong terletak di Desa Karangsong, Kecamatan Indramayu, Jawa Barat (Jabar) hingga saat ini telah menjelma menjadi destinasi wisata baru. Seiring meningkatkanya jumlah wisata tiap harinya, pengelola konservasi mangrove Pantai Karangsong akhirnya membatasi kunjungan wisata untuk umum hanya pada Hari Minggu saja. Sedangkan untuk hari-hari biasa, kawasan ini banyak dimanfaatkan untuk penelitian mangrove yang dilakukan pelajar dan mahasiswa.

photoAli Sodikin - (Dok. Istimewa)

Ketua Kelompok Pantai Lestari (KPL), Ali Sodikin mengatakan, kalau harga tiketnya masih sama seperti dahulu Rp 15.000 per orang (umum) dan pelajar/mahasiswa Rp 10.000 per orang. Untuk menjelajahi kawasan mangrove, pengunjung disediakan kapal dan fasilitas lainnya seperti tracking mangrove.

“Meskipun untuk umum dibatasi hanya pada Hari Minggu, jumlah pengunjungnya masih cukup banyak. Sedangkan hampir tiap bulan ada penelitian terkait mangrove yang dilakukan sejumlah pelajar dan mahasiswa. Ya, kami saat ini lebih mengutaman dan mempertahankan fungsi konservasi mangrove di Pantai Karangsong ini,” papar Ali.

Menurut Ali, kondisi  Pantai Karangsong memang sangat jauh berbeda  dibandingkan puluhan  tahun silam. Pada tahun 1983-2008 Pantai Karangsong seluas 127,30 ha, termasuk didalamnya lahan tambak seluas 30 ha terabrasi. Ketika itu, banyak orang ketika itu pesimis, Pantai Karangsong tak bisa diselamatkan dari ancaman abrasi. Namun, di tangan para pecinta lingkungan yang tergabung dalam Kelompok Pantai Lestari (KPL) berhasil mengubah pantai yang terabrasi menjadi kawasan hutan mangrove yang indah dan layak dikunjungi bagi siapa saja.

Saat ini Pantai Karangsong sudah menjadi destinasi wisata baru di Indramayu. Bagi siapa saja yang berkunjung ke pantai tersebut dipastikan akan berdecak kagum atas keindahan mangrove yang terbentang di lahan  seluas 68 ha ini. Pantai Karangsong pun mampu menjadi ikon Indramayu.

Di kawasan konservasi mangrove inilah  anak-anak, orang dewasa sampai orang tua bisa menikmati keindahan mangrove yang dikelola oleh sebuah kelompok masyarakat pecinta mangrove, di bawah naungan Kelompok Pantai Lestari (KPL).

Berkat kegigihan para pecinta lingkungan yang tergabung dalam PKL inilah, Pantai Karangsong bisa eksis sampai saat ini.   Bagi siapa saja yang mengunjungi kawasan mangrove Pantai Karangsong bisa mengeksplor keindahan tanaman pantai ini menggunakan perahu kecil.

Konservasi mangrove Pantai Karangsong menjadi pintu masuk sejumlah daerah pesisir dan pantai yang rawan abrasi  dan sidementasi untuk mereplikasikannya. Diantara sejumlah daerah yang ingin menyulap  kawasan pantainya menjadi  destinasi wisata mangrove adalah Cilacap, Bekasi, Subang, Makassar, Aceh dan sejumlah daerah lainnya.

Dampak Signifikan Terhadap Petambak

Keberhasilan konservasi mangrove Pantai Karangsong berdampak signifikan terhadap ratusan orang yang mengelola tambak di sekitarnya. “ Apabila sebelumnya, para petambak di Karangsong ini hanya mampu panen sekali setahun, maka saat ini bisa panen bandeng, rumput laut dan udang 2 -3 kali setahun,” kenang Alin.

Menurut Ali, sebelumnya  tambak yang dikelola sekitar 100-an pembudidaya kerap kali terkena banjir rob. Setelah ada konservasi mangrove, para petambak bisa melakukan usahanya dengan baik.

“ Para petambak di kawasan Karangsong umumnya melakukan usaha polikultur rumput laut, udang dan bandeng. Saat ini hasilnya cukup bagus. Jadi multiflier efek konservasi mangrove Karangsong sangat besar bagi petambak dan masyarakat pada umumnya,” papar Ali.

Destinasi wisata mangrove yang terletak di Kecamatan Indramayu, Jawa Barat (Jabar) yang saat ini dibuka untuk umum pada Hari Minggu masih banyak diminati masyarakat. Para pengunjung yang  datang bisa menikmati keindahan mangrove dan sejumlah burung khas pantai Karangsong tak hanya masyarakat Indramayu atau Cirebon. 

Para pengunjung ada yang datang dari Jakarta dan sekitaranya.  Bahkan ada ang datang dari Aceh dan Balikpapan. “ Seiring dengan banyaknya pemberitaan tentang mangrove di Pantai Karangsong, pengunjungnya terus bertambah,” ujar Ali.

Ali mengatakan, sejak tanaman mangrove mulai tumbuh dengan baik, KPL membuat tracking mangrove sepanjang 1,2 km pada tahun 2014 lalu. Saat ini, dengan luasan kawasan yang bertambah dari 22 ha menjadi 68 ha, luasan tracking mangrove pun juga bertambah. 

“Pengunjung setelah diantar perahu, bisa berjalan di tracking yang sudah dibuat sampai menembus hutan belantara mangrove yang indah,” ujarnya.

Apabila pengunjung sudah lelah menjelajahi hutan mangrove yang lebat, di depan loket penyeberangan ada beberapa warung makan yang menyediakan masakan ikan khas Indramayu. Pengunjung bisa menikmati sup kepala ikan manyung yang rasanya mak nyus.

Selain tersedia kuliner khas, pengunjung bisa berswa foto dengan latar belakang hutan mangrove Pantai Karangsong. Pengunjung juga  bisa berfoto dis ela mangrove yang indah dipandang mata. (dar)