• Home
  • Viral

“Kethek Ogleng”, yang Dilarang yang Disayang

25 Jul 2024, 11:01 WIB | Indarto

Pertunjukan topeng monyet | Dok. Agromilenial

AGROMILENIAL.COM, Jakarta --- Di saat ekonomi sedang sulit, orang harus berkarya agar tetap survive. Meski usaha kerap jatuh bangun, janganlah kendor untuk terus berusaha. Dalam situasi seperti ini jangan  melakukan usaha yang tak halal. Apalagi usaha atau pekerjaan itu sifatnya mengeksploitasi binatang untuk obyek tontonan atau hiburan. Salah satunya adalah pertunjukan "kethek ogleng" atau topeng monyet.

Baca Juga :

Saat dimainkan pawangnya, si monyet tampak nurut untuk melakukan perintahnya, seperti naik sepeda, mamakai baju dan payung atau menari-nari. Namun dibalik itu semua, untuk mendapatkan monyet yang bisa berdiri di atas dua kakinya, layaknya manusia  perlu proses panjang. Mirisnya, monyet tersebut harus melakukan ritual yang sangat menyiksa, seperti dipaksa diberi beban dan ritual lainnya. Lantaran ada unsur penyiksaan terhadap binatang, maka ada pelarangan terhadap pertunjukan topeng monyet.

Sekilas, monyet tampak memakai topeng. Sebelum dimainkan  si monyet dilengkapi dengan sejumlah peralatan seperti gamelan dan bunyi-bunyian lain. Saat ini, pawang monyet tak perlu perangkat  peralatan tersebut. Sang pawang cukup menggunakan tape recorder yang dilengkapi dengan pengeras suara. Tinggal putar, atraksi pun dimulai.

Berkat kemajuan teknologi tersebut, si monyet bisa mendengar lantunan musik dan sesekali diperintah pawangnya untuk naik sepeda. Secara spontan monyet yang sudah terlatih itu mengambil sepeda dan menaikinya.

Sekilas, pertunjukan topeng monyet ini unik dan lucu. Tak heran apabila anak-anak suka melihatnya. " Monyetnya naik sepeda tuh...lihat," ujar salah satu anak saat melihat pertunjukan topeng monyet di pinggiran Jakarta, belum lama ini.

Si monyet pun bisa disuruh ke pasar. " Sarimin pergi ke pasar", sontak si monyet mengambil payung kecil, kemudian berjalan layaknya manusia yang akan pergi ke pasar.

Usai pertunjukan, pawang monyet menyodorkan kaleng atau ember ke penonton yang berkeliling. Memang penonton tak dipantok tarif tertentu. Penonton yang umumnya anak-anak kecil itu ada yang ngasih Rp 1.000 atau Rp 2.000 lalu dimasukkan ke kaleng. Beda lagi, kalau ada orang yang iseng "nanggap" atau menyewa pertunjukan tersebut satu bagian pertunjukan bisa dibayar Rp 10.000 bahkan hingga Rp 50 ribu.

Begitulah aksi topeng monyet yang menggemaskan. Meskipun sudah dilarang, nyatanya masih ada saja orang yang memainkan pertunjukan topeng monyet. Mirisnya lagi, yang nonton juga masih relatif banyak, umumnya anak-anak. (dar)