• Home
  • Kebun

Inilah Harapan Petani Lada Putih Bangka Pasca Covid 19

01 Jul 2024, 16:22 WIB | Indarto

Lada putih Bangka | Dok. Istimewa

AGROMILENIAL.COM, Jakarta --- Petani lada putih Bangka (Muntok White Pepper) saat ini mulai bangkit dari keterpurukan sejak wabah Covid 19 melanda. Petani lada putih Bangka bolehlah sedikit tersenyum karena harga lada di tingkat petani saat ini naik tajam di kisaran Rp 130 ribu-Rp 150 ribu per kg dibanding sebelumnya yang hanya Rp 80 ribu per kg. Selain harganya naik, lada putih asli Bangka yang telah memiliki sertifikasi Indikasi Geografis (IG) juga diminati pasar Uni Eropa.

Baca Juga :

Ketua Bumdes Bersama Mitra Lada Bersatu, Alfeddy Hernandy mengaku, kenaikan harga lada di Babel karena faktor permintaan di pasar banyak, tapi  barangnya langka. " Saat ini masih dalam masa transisi bagi sejumlah petani lada. Petani  dulunya tanam lada dengan teknik sambung pucuk yang provitasnya hanya 0,5 kg per batang mulai beralih ke budidaya lada dengan sistem stek," kata Alfeddy, di Jakarta, Senin (1/7).

Lada Bangka (Bangka Belitung/Babel) dengan spesifikasi IG ini sudah terkenal hingga manca negara. Namun, untuk menembus pasar manca negara seperti Uni Eropa (UE) petani lokal harus mampu memenuhi permintaan yang disyaratkan buyer (UE). Diantara harus memiliki SNI, ISO 9001 dan 22000 , sertifikasi HACCP, serta ketelusuran produk.

Menurut Alfeddy, saat ini buyer UE mulai membeli lada putih langsung ke petani Bangka. Mereka ingin memastikan proses lada putih yang dilakukan oleh petani dari hulu-hilir. Untuk itu, petani harus memenuhi ketetuan yang diharapkan dari buyer seperti tentang jaminan keamanan pangan hingga ketelusuran (traceability) produk yang dikeluarkan.

"Selama ini buyer UE seperti Prancis dan Belgia membeli lada putih Bangka melalui AS dan Vietnam," ujarnya.

Lantaran membeli dari tangan kedua dan ketiga, lada putih Bangka tersebut dicampur dengan lada lainnya seperti Vietnam. Alhasil, lada yang mereka beli tidak seperti yang diharapkan.

Alfeddy juga mengatakan, kali ini saatnya petani lada putih Bangka bangkit. Moment kenaikan harga lada putih bisa dijadikan petani untuk semangat menanam lada. Apalagi dengan spesifikasi IG Muntok White Pepper akan menjadi garansi bagi petani lada Bangka.

" Kali ini buyer dari UE akan datang langsung ke Bangka pada Agustus-September 2024 nanti," ujarnya.

Menurut Alfeddy, mereka sudah siap membeli lada putih dalam bentuk butiran sebanyak 300 kg  dengan harga Rp 390 ribu per kg. Buyer dari UE itu sesuai rencana akan melihat langsung proses budidaya lada dari hulu sampai ke hilir.

Alfeddy mengakui, budidaya lada putih di Babel masih prospektif, karena pasarnya masih terbuka. Artinya tak hanya pasar manca negara saja yang meminati, pasar lokal pun banyak peminatnya. Hanya saja bentuk olahan lada yang diinginkan pasar lokal dan manca negara beda.

" Kalau pasar manca negara inginnya lada butiran. Sedangkan pasar lokal berupa lada bubuk. Untuk pasar lokal kami jual lada bubuk ke ritel Rp 15.000-Rp 16.000 per 60 gram," pungkasnya. (dar/Ns/Humas DjBun)