• Home
  • Bapanas

Tempe Mulai Langka di Pasar

29 Jun 2024, 14:37 WIB | Indarto

Kedelai, bahan baku tempe masih didatangkan dari manca negara | Dok. Humas Kementan

AGROMILENIAL.COM, Jakarta --- Melemahnya nilai tukar  rupiah terhadap dollar AS yang sudah menyentuh di  angka  Rp 16.500 bakal berdampak terhadap naiknya harga bahan baku pangan seperti kedelai dan gandum. Saat ini pangan masyarakat yang berbahan  baku kedelai seperti tempe sudah mulai langka di pasar. Kendati harga tempe masih di kisaran Rp 6.000 per bungkus, volume tempe yang dijual tidak terlalu banyak.

Baca Juga :

Lantaran jumlah tempe yang dijual tidak banyak seperti biasanya, sejumlah pedagang mengakalinya dengan memotong satu bungkus tempe menjadi dua. Sehingga jumlah tempe yang dijual kelihatan banyak dengan harga Rp 3.000 per potong.

Menurut salah satu pedagang tempe  keliling yang enggan disebut jati dirinya, tempe sudah mulai langka. Tempe yang dijual hanya tempe dibungkus daun. Sedangkan tempe potongan kecil-kecil yang dibungkus kertas sudah tak kelihatan di pasar. Begitu juga dengan tempe yang dibungkus plastik sudah langka.

Produk berbahan baku kedelai lainnya seperti tahu putih potong yang harganya Rp 6.000 per bungkus juga sudah mulai langka. Begitu juga untuk tahu coklat dan kuning mengalami hal yang sama.

Diharapkan, makanan rakyat seperti tahu dan tempe ke depan masih mudah didapatkan masyarakat sebagai sumber protein nabati. Tempe dan tahu yang banyak  diproduksi UMKM diharapkan mudah mendapatkan bahan baku kedelai yang diperkirakan harganya akan naik. (jo)