• Home
  • Viral

Setan Kecil Penghuni Pohon Belimbing Wuluh, Suka Ganggu Orang Tidur

26 Jun 2024, 13:55 WIB | Indarto

Pohon belimbing wuluh | Dok. Agromilenial

AGROMILENIAL.COM, Jakarta--- Percaya atau tidak, rumah besar di tengah kota Jakarta ini sepintas biasa-biasa saja. Rumahnya indah dilihat dari luar. Garasi mobilnya juga luas. Namun, ketika mau masuk di salah satu kamar tamu rumah itu terasa aneh saja. Mungkin itu hanya perasaan saja saat pertama kali hendak tidur di kamar tamu salah seorang teman.

Baca Juga :

Begitu kesan pertama Bambang saat pertama kali bertamu di rumah temannya yang ada di Jakarta. Usai diajak makan malam si empunya rumah dan bercakap-cakap  hingga tengah malam, si empunya rumah mempersilakan untuk istirahat di kamar tamu.

Letak kamar tamu ada di sebelah kiri ruang depan rumah utama. Kamar tamu itu bersebelahan dengan kamar mandi. Sebelum beranjak  tidur,  Bambang menyempatkan diri gosok gigi, cuci tangan dan kaki.

Kemudian masuk ke kamar tamu yang dindingnya bercat putih agak kekuningan. Dinding kamar ruangan itu tampak tebal layaknya bangunan tempo dulu. Ruangan kamar tampak agak lembab karena, pintunya jarang dibuka.

Di sebelah kanan kamar ada jendela kaca yang tampaknya jarang dibuka. Gorden jendela itu berwarna krem ada renda-rendanya. Tampak sekilas kamar tamu yang lumayan lega ini menjadi satu bagian dari bangunan lama yang terdiri dari dua lantai.

Kamar tamu tersebut berada di lantai satu. Persisnya di belakang ruang tamu dengan sofa besar berwarna krem kecoklatan. Di sebelah ruang tamu ada televisi yang tampaknya jarang ditonton.

Di dinding kamar tamu tak ada foto atau pajangan apapun. Hanya ada heksos fan untuk menyedot udara ke luar kamar. Ada satu almari kuno warna coklat. Almari itu sepertinya jarang digunakan. Di sebelah dinding lainnya dipasang kaca besar yang di depannya ada meja rias dan sebuah kursi kayu kuno.

Kamar tersebut  dilengkapi dengan tempat tidur ukuran besar. Spreinya berwarna putih senada dengan warna urung bantalnya. Sprei tempat tidur itu sepertinya baru saja diganti, karena bau aroma pewanginya masih tercium di hidung.

Di tempat tidur empuk inilah Bambang merebahkan diri untuk memulai tidur di malam itu, setelah menempuh perjalanan panjang dari kampung. Rasa lelah dan penat membuatnya mengantuk.

Kendati sedikit rasa kurang nyaman untuk memulai tidur, namun hal itu dihiraukan. Mungkin semuanya itu dikarenakan tidur di tempat yang baru dengan suasana baru.

Malam semakin larut, suasananya pun tampak sepi. Sesekali terdengar bunyi suara cicak dari balik gorden berwarna krem kecoklatan. Samar-samar di luar terdengar suara deru kendaraan yang lewat di depan rumah, kemudian suara itu menghilang ditelan malam.

Tak sadar Bambang mulai terlelap. Namun, dalam tidurnya seperti ada angin dingin yang berhembus tepat di punggungnya. Rasa dingin yang aneh yang selama ini belum pernah dirasakan.

Dalam tidurnya, ia merasa ada beberapa anak-anak kecil yang menguncang-guncang tubuhnya. Seakan mereka ingin mengusirnya dari tempat tidur itu. Lantaran, ia tak juga beranjak dari tidurnya, anak-anak kecil yang wajahnya tak begitu jelas kelihatan kali ini mulai menginjak-injak dada dan perutnya.

Anak-anak kecil itu seperti mendapat mainan baru. Sambil tertawa cekikan, mereka terus menginjak-injak badan Bambang. Semakin lama semakin keras injakan anak-anak tersebut dan membuat Bambang terbangun dari tidurnya.

Saat bangun tidur, ia samar-samar melihat bayangan anak-anak kecil itu berlari sambil terkekeh-kekeh ke arah jendela. Mata Bambang spontan tertuju ke arah jendela kamar itu, tapi anehnya bayangan anak-anak itu tak ada di jendela tersebut. Malahan jendelanya masih tertutup rapat dan tak ada siapa-siapa....

Bambang pun berfikir, mungkin yang dialaminya itu hanyalah mimpi buruk. Lantaran lelah, ia mencoba untuk tidur lagi dengan perasaan was-was. Meski mata tak mau segera terpejam, ia paksakan untuk tidur. Namun, baru sekejap tidur terdengar suara menggema dari mesjid yang tak jauh dari rumah itu.

Bambang akhirnya terbangun dan kemudian  kamar mandi untuk buang air kecil. Setelah itu ia rebahan lagi di tempat tidur sembari merenungi kejadian semalam. Setelah matahari pagi mulai menyinari kaca kamar, ia berdiri menghampiri jendela itu dan perlahan menyibak gordennya.

Ternyata di balik jendela itu ada pohon belimbing wuluh yang tak terlalu tinggi. Bambang pun berkata dalam hati," Kali pohon belimbing wuluh itu tempat tinggal  anak-anak kecil yang mengganggunya semalam".  Sialan...datang jauh-jauh mau ketemu teman lama malah diganggu setan kecil. Di kota besar kok masih ada setan," gumannya. (to)