• Home
  • Life style

Berkat Geber dan Gejo, Perumahan Nasio Mulai Tampak Hijau

26 Feb 2024, 13:16 WIB | Indarto

Setyono (kanan) | Dok. Agromilenial

AGROMILENIAL.COM, Jakarta --- Para penggiat lingkungan dan warga RW.15, Perumahan Nasio, Kel. Jati Mekar, Kec. Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat (Jabar) saat ini bolehlah berbangga. Hal itu dikarenakan, kawasan hunian mereka mulai tampak hijau. Dari pintu gerbang masuk perumahan, khususnya di sebelah  kiri jalan tumbuh aneka pohon buah-buahan. Lebih masuk lagi ke kawasan Nasio Indah, tampak sederet alpukat sambung pucuk yang ditanam dalam pot berjajar di kiri kanan jalan.

Baca Juga :

Sekilas, kawasan perumahan yang dulunya tak lekang dari banjir itu, terus berbenah. Guna mendukung wisata lingkungan, warga Nasio sudah mulai melakukan gerakan bersih (Geber) dan gerakan hijau (Gejo) dari hulu sampai hilir. Di hulunya dengan mengembangkan potensi sampah untuk dijadikan pupuk organik untuk memberi asupan tanaman alpukat.

“ Bank sampah ini sasarannya untuk mengurangi sampah di lingkungan perumahan. Sampah yang dikumpulkan ini kami jadi pupuk (kompos). Dari bahan kompos inilah akan membantu pengembangan penghijauan di lingkungan kami,” kata Pembina Yayasan Pelita Lingkungan Nasio (YPLN), Setyono, di Jakarta, Senin (26/2).

Alpukat sambung pucuk yang di tanam dalam pot saat ini sudah ada yang mulai belajar berbuah. Bahkan, dengan adanya CSR sejumlah perusahaan akan membantu mewujudkan penanaman alpukat sambung pucuk yang ditargetkan mencapai 650 pohon.

Hingga saat ini realisasi alpukat yang ditanam sebanyak 200 batang (termasuk bantuan CSR dari Maybank). Alpukat sabung pucuk dalam pot ini rata-rata usianya sudah 2,5 tahun. Sebagian dari tanaman tersebut sudah berbunga dan awal tahun 2024 mulai belajar berbuah.

Sesuai rencana, lingkungan perumahan tersebut akan ditanam alpukat sambung pucuk sebanyak 650 batang, di sepanjang 2,2 Km. Alpukat ini ditanam di jalur yang potensial atau jalur utama lingkungan perumahan dengan jarak antar tanaman 3 meter.

Selain ada tanaman khas berupa alpukat sambung pucuk, kawasan Perumahan Nasio ada enam daya dukung untuk mengembangkan wisata lingkungan (agrowisata). Diantaranya, green house, pusat pelatihan, bank sampah, taman alpukat miki, mesjid (Baiturahim), dan Pondok Lebah.

Menurut Setyono, untuk penghijauan ini di hulunya akan dikembangkan pengolahan sampah untuk dijadikan pupuk organik. Bank sampah ini juga bertujuan untuk mengurangi sampah di lingkungan perumahan. 

“ Sampah yang dikumpulkan ini kami jadi pupuk (kompos). Dari bahan kompos inilah akan membantu pengembangan penghijauan di lingkungan kami,” ujarnya.

Setyono mengatakan, untuk megolah sampah (komposing) diperlukan  140 unit komposter.  Dari target tersebut, baru tercapai sekitar 60 persen, atau sebanyak 56 unit. Dari alat pengolahan sampah tersebut, dapat menghasilkan 1.340 kg pupuk kompos/bulan. Pupuk kompos ini sebanyak 38 persen untuk keperluan penghijauan, 30 persen untuk apresiasi dan sisanya dijual dengan harga Rp 20 ribu/sak (10 kg).

Seperti diketahui, Perumahan Nasio Indah saat ini sudah lolos dari jejang Proklim Pratama dan Madya. Kurun satu tahun ke depan diharapkan bisa melangkah ke jenjang yang lebih atas lagi, yakni ke Proklim Utama. Perumahan Nasio Indah juga sudah memiliki kelembagaan cukup bagus. Diantaranya, ada Bank Sampah, Komposing, Posyandu, dan Kelompok Wanita Tani (KWT). Sedangkan yang non SK juga ada seperti Yayasan Pelita Lingkungan Nasio, Koperasi Warga Nasio Sejahtera, Relawan Mandiri Nasio dan Nasio Farm. (dar)