- Home
- Kebun
Jaga Kualitas Hasil Perkebunan, Ditjen Perkebunan Optimalisasi Penanganan OPT
AGROMILENIAL.COM, Surakarta --- Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) apabila tak dikendalikan dengan baik akan menggangu pertumbuhan tanaman. Penanganan terhadap OPT sangat penting dilakukan secara rutin, karena serangan OPT dapat mempengaruhi kualitas mutu hasil tanaman perkebunan. Pemerintah pun terus berupaya menjaga kualitas mutu hasil komoditas perkebunan.
Baca Juga :
Kali ini, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjen Perkebunan) menggelar kegiatan Konsolidasi Perlindungan Perkebunan demi meningkatkan sinergitas program dan kegiatan terkait penanganan OPT, gangguan usaha perkebunan dan penanganan dampak perubahan iklim, serta pencegahan kebakaran. Kegiatan tersebut sebagai bentuk upaya mendukung pencapaian terwujudnya produk hasil perkebunan nasional bernilai tambah dan berdaya saing sesuai kepentingan penguatan ekonomi nasional.
Guna mewujudkan peningkatan produksi, produktivitas, dan pengendalian OPT, Ditjen Perkebunan khususnya Direktorat Perlindungan Perkebunan memiliki peran sangat penting terutama dalam melindungi tanaman dari serangan OPT.
Direktur Jenderal Pekebunan, Andi Nur Alam Syah meminta seluruh jajaran perlindungan perkebunan untuk mengidentifikasi potensi permasalahan OPT di wilayahnya. Khususnya mengidentifikasi OPT utama perkebunan lainnya dan selanjutnya menyiapkan konsep penanganannya.
Andi Nur menekankan, penanganan OPT agar diutamakan pada kegiatan ramah lingkungan.
"Kita harus melakukan inovasi dengan menggunakan teknologi tepat guna serta melakukan berbagai macam pelatihan, salah satunya dengan cara membuat video edukasi di youtube," ujar Andi Nur, di Jakarta, Selasa (14/3).
Sejalan dengan arahan Ditjen Perkebunan, Direktur Perlindungan Perkebunan, Hendratmojo Bagus Hudoro mengatakan, perlindungan perkebunan merupakan bagian penting dalam rangkaian produksi komoditas perkebunan. Keberhasilan dalam perlindungan perkebunan akan mengurangi risiko kerugian atau kegagalan, terutama di kawasan perkebunan yang menjadi prioritas utama.
“ Oleh karena itu, perlindungan perkebunan perlu dijaga agar tetap optimal dalam mendukung kesuksesan produksi komoditas perkebunan di Indonesia," ujar Bagus.
Bagus menambahkan, beberapa upaya yang dapat kita lakukan diantaranya dengan cara meningkatkan keberdayaan kelembagaan petani, meningkatkan kapasitas kemampuan POPT melalui kegiatan pelatihan singkat atau melaksanakan kegiatan in house training/bimbingan teknis.
Lebih lanjut Bagus menjelaskan, perlunya membuat unit pelayanan perlindungan yang mampu menjangkau dan melayani secara cepat, membangun jejaring dan kerja sama antar UPT baik UPT perlindungan pusat maupun daerah dalam mengembangkan dan mendiseminasikan teknologi perlindungan spesifik lokasi yang dibutuhkan oleh petani, serta mengidentifikasi sumber-sumber potensi konflik gangguan usaha lebih dini. Namun, hal itu tak bisa dilakukan sendiri. Sehingga, perlu sinergi dan kolaborasi bersama, dengan komitmen yang kuat dan secara rutin dilakukan pembinaan serta pengawalan, agar penanganan OPT dapat dilakukan secara maksimal dan optimal.
“ Melalui sinergi dan kolaborasi tersebut hasil tanaman perkebunan kedepannya dapat semakin berkualitas dan berdaya saing, sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta ramah lingkungan. Pastinya jika penanganan OPT terus dijaga dan dilakukan secara rutin dapat berdampak positif terhadap pendapatan atau kesejahteraan petani," pungkas Bagus. (Humas Ditjenbun)
Berita Lainnya
-
Kementan Siapkan Food Estate Lahan Jagung 10 Ribu Hektar di Papua
21 Mar 2023, 17:25 WIB
-
Optimalisasi Fungsi PIP Perkebunan untuk Dorong Pemasaran Produk Perkebunan
21 Mar 2023, 17:20 WIB
-
Sambut Ramadhan- Idul Fitri, Kementan Gelar Bazar Tani Pangan Murah
20 Mar 2023, 05:41 WIB
-
-
-
-
Berita Populer