- Home
- Karantina
Volume Meningkat, Barantan Kawal Ekspor Sarang Burung Walet
AGROMILENIAL.COM, Jakarta,--- Kurun empat tahun terakhir (2019-2022) volume ekspor sarang burung walet (SBW), ke sejumlah negara meningkat signifikan. Tiongkok merupakan pasar terbesar ekspor SBW. Volume ekspor SBW ke negeri Tirai Bambu ini pada tahun 2022 mencapai 1.502 ton, atau sebesar 19 persen dari total ekspor. Selain ke Tiongkok, ada 23 negara tujuan ekspor SBW. Diantaranya, Vietnam, Hongkong dan Malaysia (Asia), Amerika Serikat (AS) dan Australia.
Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian (Kementan), Bambang mengatakan, ekspor SBW ke Tiongkok secara periodik mengalami peningkatan secara signifikan. Kendati persyaratan ekspornya sangat ketat, paling tidak sudah ada 33 perusahaan yang ekspor ke negeri Tirai Bambu tersebut.
Menurut Bambang, ada beberapa perusahaan yang cukup besar dan ada juga perusahaan yang usahanya masih berskala UMKM. “ Karena itu,Barantan terus memberikan bimbingan kepada sejumlah perusahaan supaya produksinya meningkat sesuai persyaratan yang ditentukan negara tujuan ekspor. Bimbingan ini juga bertujuan agar kapasitas ekspornya meningkat,” kata Bambang, di Jakarta, Kamis (23/2).
Bambang menegaskan, Barantan tak memberikan kuota ekspor. “ Yang memberikan kuota adalah Tiongkok, meskipun dengan persyaratan sangat ketat. Sedangkan produk hilir SBW sebagian besar masuk ke sejumlah negara yang persyaratan ekspornya lebih ringan,” paparnya.
Lantaran ketatnya aturan ekspor SBW ke Negeri Tirai Bambu tersebut, ada beberapa perusahaan yang mendapat teguran ringan, sampai berat, bahkan ada juga yang terpaksa di suspend. Sehingga ada sejumlah perusahaan yang kapasitas ekspornya terpaksa dikurangi, sambil menunggu untuk memenuhi protokol ekspor yang dipersyaratkan.
“ Karena itu, Barantan melakukan pengawalan dan bimbingan bagaimana pemeliharaan rumah waletnya, produknya harus ramah lingkungan, packingnya, hingga air yang dimanfaatkan berasal dari mana,” kata Bambang.
Bambang mengungkapkan, kesepakatan protokol ekspor ke Tiongkok tak hanya G to G saja, tapi ada juga yang antar perusahaan. Namun, persyaratan ekspor yang diberlakukan sangat ketat, sehingga pelaku usaha skala kecil (UMKM) masih banyak yang susah menembus ekspor ke Negeri Tirai Bambu tersebut.
“ Jadi, UPT Karantina terus melakukan bimbingan kepada perusahaan skala kecil untuk memenuhi persyaratan ekspor yang ditentukan, khususnya yang terkait dengan kesehatan pangan, seperti jangan sampai mengandung bakteri, jamur dan lain-lain,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan Kepala Pusat Karantina hewan dan Keamanan Hayati Hewani, Wisnu Wasisa Putra. Menurutnya, ekspor SBW sangat menjanjikan. Mengingat komoditas ini sangat bermanfaat bagi tubuh untuk meningkatkan imun dan daya tahan tubuh. SBW juga mengandung antioksidan, menjaga kesehatan tulang, jantung dan manfaat kesehatan lainnya. Tak heran selama pandemi Covid 19, permintaan SWB dari sejumlah negara cukup tinggi.
“ Kurun empat tahun terakhir, ekspor SBW secara kumulatif meningkat. Selain Tiongkok, ada 23 negara lain tujuan ekspor SBW ini,” kata Wisnu, saat acara Kopi Pagi dengan wartawan, di Jakarta.
Menurutnya, di sejumlah negara tujuan ekspor SBW seperti Vietnam, Hongkong dan Malaysia juga melakukan reekspor komoditas yang kaya manfaat kesehatan ini. Sejumlah negara tersebut mendapat nilai tambah dari reekspor komoditas SBW asal Indonesia.
Data Barantan Pertanian Kementan menyebutkan, ekspor SBW pada tahun 2019 sebanyak 1.131 ton. Dari jumlah tersebut, yang diekspor ke Tiongkok sebanyak 126.891,41 Kg dan non Tiongkok 1 Ton. Pada tahun 2020 ekspornya meningkat, 1.157 ton. Dari jumlah tersebut yang diekspor ke Tiongkok sebanyak 261.408,9 Kg dan non Tiongkok 859.591,09 Kg.
Kemudian pada tahun 2021 sebanyak 1.324 ton. Dari jumlah tersebut yang diekspor ke Tiongkok sebanyak 227.754,24 Kg dan non Tiongkok 1.09.806,20 Kg. Sedangkan pada tahun 2022 sebanyak 1.502 ton. Dari jumlah tersebut yang diekspor ke Tiongkok sebanyak 288.154,75 Kg, dan non Tiongkok 1.214.135,06 Kg. (dar)
Berita Lainnya
-
Kementan Siapkan Food Estate Lahan Jagung 10 Ribu Hektar di Papua
21 Mar 2023, 17:25 WIB
-
Optimalisasi Fungsi PIP Perkebunan untuk Dorong Pemasaran Produk Perkebunan
21 Mar 2023, 17:20 WIB
-
Sambut Ramadhan- Idul Fitri, Kementan Gelar Bazar Tani Pangan Murah
20 Mar 2023, 05:41 WIB
-
-
-
-
Berita Populer